Mengapa Kita perlu Home Care?

Dengan terjadinya pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model medikal yang menitik beratkan pelayanan pada diagnosis dan pengobatan ke paradigma sehat yang lebih holistik melihat penyakit dan gejala sebagi informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996) maka perawat berada pada posisi kunci dalam reformasi bidang kesehatan ini. Hal ini ditopang oleh kenyatan bahwa 40-60 persen pelayanan di Rumah Sakit adalah pelayanan Keperawatan (Gilles, 1994) dan hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di Rumah Sakit maupun ditatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh Perawat.

Bila sehat merupakan fokus pelayanan kesehatan, dan tidak mengabaikan fungsi pengobatan dan pemulihan, maka sebenarnya telah terjadi pergeseran pada lokasi pelayanan, tipe dan sifat pelayanan yang diberikan. Orang sehat berada di masyarakat, sekolah dan tempat kerja, karena itu promosi dan rumatan kesehatan perlu tersedia pada tempat dimana orang membutuhkan pelayanan tersebut. Tujuan pelayanan seperti ini adalah agar setiap orang yang sehat tersebut dapat selalu menjalani kehidupannya secara produktif sesuai dengan kondisi sosial ekonominya dalam situasi kehidupan yang berkualitas baik.

Sebaliknya, keberadaan orang yang mengalami sakit membutuhkan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan dapat memenuhi kebutuhan para penerima pelayanan secara holistik. Para pemberi pelayanan khususnya keperawatan harus dapat mewujudkan pelayanan keperawatan sebagai suatu pelayanan untuk mempertahankan kualitas kehidupan orang lain yang saling berhubungan termasuk didalamnya kematian dan perpanjangan hidup (Watson, 1979 dalam Tomey, 1994).

Dengan demikian, wujud tatanan baru dalam pelayanan kesehatan ini memerlukan praktik keperawatan yang maju, dimana perawat memberikan dan mengkoordinasi pelayanan, pengelola kasus, memberi nasihat dan konsultasi pada klien tentang perilaku sehat. Disamping itu perawat juga melakukan fungsi triage, monitoring, membela keluarga dan membantu klien untuk bijaksana dalam memilih pelayanan kesehatan dan mengevaluasinya.

Peran baru perawat ini memerlukan penyesuaian dalam praktik  yang mandiri sesuai dengan lingkup praktik profesionalnya dan hubungan dengan  pemberi pelayanan kesehatan lainya dengan bersikap akuntable, interdependen dan berkolaborasi dengan pihak terkait. Perawat dan pelayanan keperawatan harus memperlihatkan praktik keperawatan Profesional.

Perkembangan praktik keperawatan Profesional di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1983 dengan Lokakarya Nasional Keperawatan yang mendefinisikan keperawatan yang bukan hanya berorientasi pada tugas. Perkembangan tersebut dimulai dengan menata sistem pendidikan keperawatanyang berada pada lingkup pendidikan tinggi, dan saat ini di Indonesia telah mempunyai lebih dari 200 sekolah tinggi tersebar di seluruh Indonesia yang akan menciptakan perawat-perawat profesional yang dibekali keilmuan dan keterampilan yang cukup.

Satu aspek lain selain Pendidikan keperawatan adalah Pelayanan Keperawatan yang sampai saat ini diIndonesia belum banyak didapatkan suatu bentuk nyata terutama diluar Rumah Sakit, masih banyak tugas dan fungsi perawat pada tatanan pelayanan yang belum sesuai dengan   keilmuan keperawatan yang didapatkan. Sebagai contoh peran perawat di Puskesmas belum berubah dan banyak distorsi, sehingga kita belum banyak  melihat Profesionalisme Perawat dalam memberikan asuhan Keperawatan kepada masyarakat dalam bentuk praktik mandiri profesional Keperawatan.

Diberbagai negara bentuk praktik kperawatan profesional yang dikembangkan saat ini telah dimanfaatkan oleh masyarakat, dimana pelayanan kesehatan tidak hanya tergantung pada pelayanan kedokteran saja. Perkembangan di Indonesia harus pula disesuaikan dengan karakteristik masyarakat penerima pelayanan yang saat ini juga masih sangat berorientasi pada pelayanan kedokteran.

Upaya mengembangkan praktik keperawatan professional di Indonesia dapat dimulai dengan mengembangkan perawatan kesehatan klien di rumah (Home health nursing) sebagai titik masuknya, sehingga masyarakat sebagai penerima benar-benar merasakan sentuhan peran dan fungsi perawat dalam memelihara, meningkatkan dan mengembalikan kesehatan klien, dan bagi perawat juga dapat lebih komprehensif merawat sistem klien yang unik.

Artikel ini dikutip dari http://blogperawat.com.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: